Anies Baswedan, Inspirasi Indonesia Mengajar dari Desa Kracak Ajibarang

Anies Baswedan, Inspirasi Indonesia Mengajar dari Desa Kracak Ajibarang

Masyarakat Desa Kracak sangat begitu hangat, sehingga hadirnya saya disini mendapatkan kehangatan keramahan warga, inilah sumber inspirasi yang luar biasa bagi diri saya . desa yang paling cantik di Jawa Tengah adalah Kracak. Dengan keindahana alam serta keramahan warga membuat sangat berkesan masa-masa KKN saya. Disinilah rumah kedua saya, dimana saya temui keluarga, sahabat dan teman-teman seperjuangan dalam dunia Pendidikan.

[caption id="attachment_241631" align="aligncenter" width="500" caption="(Silaturahmi Anis Baswedan bersama Masyarakat Desa Kracak Ajibarang / dok Pribadi)"][/caption]

Siapa yang tidak kenal dengan tokoh pemerhati dan praktisi Pendidikan Indonesia yaitu Anies Baswedan. Sepak terjang dalam dunia pendidikan Indonesia sebagai rektor Universitas Paramadina dan juga Pengagas program Indonesia Mengajar. Dibalik nama besarnya beliau tetap bangga pernah berjuang mengabdikan ilmunya di salah satu desa di banyumas yaitu Desa kracak Kecamatan Ajibarang.

Bermula pada masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kracak, Ajibarang, Banyumas pada tahun 1994, Anies Baswedan merasa sangat berkesan dengan Desa Kracak. Dia yang saat itu kuliah di Fakultas Ekonomi UGM, larut dalam kehidupan masyarakat desa di lokasi KKN. Bukan hanya saat KKN namun hingga saat inipun masih terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat desa kracak. Salah satu moment yang berkesan bagi Anies, saat melaksanakan akad nikah, yaitu dengan datangnya rombongan warga masyarakat Kracak untuk menyaksikan dan memberi restu padanya.

” Saya menganggap bahwa Kracak adalah kampung halaman kedua. Desa, khususnya Kracak, telah menjadi sumber inspirasi bagi saya dalam berpartisipasi membangun negeri. Antara lain dengan memberikan kesempatan sarjana untuk mengabdikan diri mengajar di wilayah-wilayah terpencil,” Anies mengawali pembicaraan di Balai Desa Kracak. Acara akhir tahun 2012 yang didalangi oleh seniman, budayawan dan juga praktisi pendidikan yaitu Bapak Wanto Tirta yang bertajuk dari desa memandang Indonesia.

Bagi Anies Baswedan kracak adalah sangat istimewa, desa yang begitu cantik akan keindahan alam dan begitu hangatnya kebersamaan masyarakat desa seolah membawanya kembali saat-saat Anies Baswedan masih dalam kondisi KKN. Membaur bersama warga ikut partisipasi setiap pembangunan desa hingga mandi bersama warga juga dilakukan di Sungai Tajum ucapnya.

Dalam silaturahmi warga masyarakat Desa Kracak bersama Rektor Universitas Paramadina juga diadakan Diskusi interaktif. Banyak warga yang bernostalgia bersama mas anies, dan juga mengajukan berbagai pertanyaan padanya. Diantaranya dari aktifis karangtaruna, yang menanyakan tentang kunci sukses anies baswedan. Dengan diawali senyuman mas anies menjawab dengan tenang dan gamblang. Secara umum, kemampuan seseorang di seluruh Indonesia sama. Titik perbedaannya adalah pada kemauan untuk mengejar keinginannya,” selanjutnya Anies memberikan contoh tentang kesukesan beberapa orang. Dengan kemampuan yang ‘biasa-biasa saja’, tidak istimewa, bermodalkan kemauan yang gigih, dapat mencapai prestasi yang mengagumkan. Yaitu diantaranya antara pelajar Papua yang bisa mendapatkan kejuaraan olimpiade matematika.

Pertanyaan lain datang dari slamet waluyo, pamong budaya kecamatan ajibarang. yang menyatakan rasa mirisnya melihat generasi muda seolah alergi dengan pertanian, padahal Indonesia sedari dulu dikenal sebagai negara agraris. Selalu diawali dengan senyum maniesnya mas anies sejenak merenung dan menatap masa-masa saat sedang KKN puluhan tahun silam. ” Saat itu, kami larut dalam kehidupan masyarakat setempat. Mengikuti kebiasaan warga, setiap pagi dan sore, kami ramai-ramai mandi di kali bersama masyarakat”

Bagi Anies, hal itu adalah interaksi sosial yang mengakrabkan kerukunan antar warga, membangkitkan empati, solidaritas dan hal-hal lain yang sifatnya membangun dan memperkuat keguyuban. ” Membangun kamar mandi di dalam kamar tidur, adalah resep yang sangat manjur untuk membangkitkan individualisme. Sedikit demi sedikit menghilangkan rasa kebersamaan, misal masalah antri menuju kamar mandi.” Hal ini mungkin terlihat sederhana namun dengan adanya interaksi di pemandian akan terjadi hubungan yang baik antar individu.

“Yang kedua,” lanjut Anies,” Adalah sistem pendidikan. Generasi muda sekarang, dengan sistem pendidikan yang ada seolah mengalami brainwashing, di mana keluarannya, dia merasa sebagai orang kota dan merasa asing ketika berada di desa.”

Biarpun demikian, Anies menganjurkan unyuk tidak selalu menyalahkan fihak lain, terutama pemerintah. Lebih baik secara pribadi-pribadi menanamkan keakraban kepada lingkungan terhadap anak masing-masing. ” Dalam kondisi Indonesia sekarang ini, masih banyak kebaikan, masih banyak keindahan yang dapat kita rasakan di Indonesia. Mari kita syukuri dan manfaatkan sebaik-baiknya.”

Mengenai sistem pendidikan di Indonesia memang begitulah adanya saat ini, saya tidak mau menyalahkan pemerintah ataupun pihak terkait, namun justru bagaimana kita menyikapi dan mengabdi di bumi pertiwi. Bagi Indonesia mengajar, tidak penting siapa saya dalam memberikan transfer ilmu kepada pelajar-pelajar di pelosok negeri. Karena kami adalah bagian dari Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Semoga sukses selalu untuk Anies Baswedan dan juga Indonesia Mengajar. Selamat berjuang untuk pendidikan yang lebih baik. Oh iya… Semoga Pak Anis selalu ingat dengan desa Kracak, Desa yang kucinta… Selamat berakhirpekan dan tetap semangat berkarya. :-)

–– ADVERTISEMENT ––

 

Related Posts

Komentar